Sabtu, 09 April 2016

SEJARAH INTERNET

A.SEJARAH INTERNET DUNIA
Sejarah Internet dimulai pada tahun 60-an, yaitu ketika Levi C. Finch dan Robert W. Taylor
mulai  melakukan  penelitian  tentang  jaringan  global  dan  masalah  interoperabilitas.
Selanjutnya,  beberapa  program  penelitian  mulai  dilakukan  untuk  melihat  mekanisme
pengaitan jaringan-jaringan yang berbeda secara fisik. Salah satu solusi yang muncul dari
penelitian-penelitian tersebut adalah teknik packet switching. Pada teknik packet switching,
data atau file berukuran besar yang akan dikirim melalui jaringan komputer terlebih dahulu
dipotong menjadi paket kecil-kecil agar lebih mudah ditangani dan lebih Andal. Peneliti
utama dalam pengembangan packet switching ini adalah Donald Davies (NPL), Paul Baran
(RAND Corporation), Leonard Kleinrock dan kawan-kawan (MIT) dan UCLA Research
Programs.
Pada tahun 1969, Robert Taylor yang baru dipromosikan sebagai kepala kantor pemrosesan
informasi  di  DARPA  (Badan  Riset Angkatan  Bersenjata Amerika  Serikat)  bermaksud
mengimplementaskan ide untuk membuat sistem jaringan yang saling terhubung. Bersama
Larry Robert dari MIT, Robert Taylor memulai proyek yang kemudian dikenal sebagai
ARPANET. Sambungan  pertama ARPANET terbentuk antara University of California,
Los Angeles (UCLA) dan Stanford Research Institute (SRI) pada jam 22:30 tanggal 29
Oktober 1969. Pada tanggal 5 Desember 1969, ada dua jaringan lagi yang yang bergabung,
yakni  University  of  Utah  dan  University  of  California,  Santa  Barbara  sehingga  total
terdapat empat (4) simpul jaringan. ARPANET yang berbasis pada teknologi ALOHAnet
berkembang sangat cepat. Pada tahun 1981, jumlah simpul yang tersambung menjadi 213.
SEJARAH INTERNET  13
Selain jaringan untuk penelitian seperti ARPANET dan X.25, para hobbiis komputer juga
mengembangkan  teknik  jaringan  sendiri  yang  kemudian  cukup  populer,  yaitu  UUCP.
Masalah  terbesar  pada  teknik  ini  adalah  bagaimana  supaya  berbagai  jenis  peralatan
jaringan,  seperti  telepon,  radio,  kabel  LAN  yang  secara  fisik  sangat  berbeda  dapat
berkomunikasi  satu  sama  lain.  Keberagaman  media  fisik  jaringan  mendorong
pengembangan  tatacara  komunikasi  (protokol  komunikasi)  yang  mampu  melakukan
internetworking, sehingga banyak jaringan kecil dapat saling tersambung menjadi satu
menjadi jaringan komputer maha besar.
Kumpulan tata cara komunikasi atau protokol Internet memungkinkan jaringan komputer
dibangun  menggunakan  saluran  fisik  yang  berbeda.  Dalam  bahasa  yang  sederhana,
komputer yang terhubung menggunakan telepon, dapat berkomunikasi dengan komputer
yang tersambung ke jaringan LAN maupun jaringan radio. Hal ini mendorong terjadinya
inter-network  (antar  jaringan)  secara  global  yang  kemudian  hari  kita  kenal  sebagai
“Internet”.
Selain protokol Internet, hal lain yang tidak kalah penting dalam perkembangan Internet
adalah metode pengalamatan di Internet. Jon Postel dari Information Science Institute (ISI)
di University of Southern California (USC) adalah orang yang sangat berjasa di balik
berbagai alokasi alamat IP Internet, manajemen Domain Name System(DNS), tipe media,
dan  berbagai  alokasi  nomor  untuk  tata  cara  komunikasi  penting  di  Internet.   Hingga
wafatnya pada tanggal 16 Oktober 1998, Jon Postel mengelola Internet Assigned Numbers
Authority (IANA). Pada tanggal 21 Juli 1998, Jon Postel memperoleh Silver Medal dari
International Telecommunications Union (ITU)  atas jasa-jasanya membangun Internet di
dunia. Saat ini, IANA dioperasikan oleh  Internet Corporation for Assigned Names and
Numbers(ICANN).
Komersialisasi  dan  privatisasi  Internet  mulai  terjadi  pada  tahun  1980-an  di Amerika
Serikat dengan di ijinkannya  Internet Service Provider (ISP) untuk beroperasi. Internet
mulai booming pada tahun 1990-an. dan menjadi kunci pemicu perubahan dalam budaya
dan  dunia  usaha.  Internet  menawarkan  pola  komunikasi  cepat  menggunakan  e-mail,
diskusi bebas di forum, dan Web.


B.SEJARAH INTERNET INDONESIA
Sejarah internet Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an. Saat itu, jaringan Internet di
Indonesia  lebih  dikenal  sebagai  Paguyuban  Network.  M.  Samik-Ibrahim,  Suryono
Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto,
Onno W. Purbo adalah sejumlah nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia
(tahun  1992  hingga  1994).  Masing-masing  telah  menyumbangkan  keahlian  dan
dedikasinya dalam membangun jaringan komputer dan Internet di Indonesia.
14  SEJARAH INTERNET
Tulisan-tulisan awal mengenai Internet di Indonesia terinspirasi oleh kegiatan amatir radio
pada tahun 1986, khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB. Bermodal pesawat radio
pemancar  Single  Side  Band  (SSB)  Amatir  Radio  Kenwood  TS430  milik  Harya
Sudirapratama  (YC1HCE)  dan  komputer Apple  II  milik  Onno W.  Purbo  (YC1DAV),
belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito
(YB3NR),  dan Suryono Adisoemarta  (N5SNN)  berguru pada para senior amatir radio
seperti Robby Soebiakto (YB1BG), almarhum Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV)
melalui  band  amatir  radio  40  m  atau  7  MHz.  Mereka  mulai  mendiskusikan  teknik
membangun jaringan komputer dengan radio menggunakan teknologi radio paket.
Robby Soebiakto yang waktu itu bekerja di PT. USI IBM Jakarta merupakan pakar di
antara  para  amatir  radio  di  Indonesia,  khususnya  di  bidang  komunikasi  data  packet
switching melalui radio yang dikenal sebagai radio paket. Teknologi radio paket TCP/IP
untuk Internet kemudian diadopsi oleh rekan-rekan Robby Soebiakto di BPPT, LAPAN,
UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet antara tahun 1992-1994.
Pada tahun 1988, melalui surat pribadi, Robby Soebiakto mendorong Onno W. Purbo yang
saat itu berada di Hamilton, Ontario, Kanada untuk mendalami teknik jaringan Internet
berbasis  protokol TCP/IP. Robby Soebiakto meyakinkan  Onno W. Purbo bahwa masa
depan teknologi jaringan komputer di dunia akan berbasis pada protokol TCP/IP. Hal ini
yang di kemudian hari memicu penulisan buku-buku jaringan komputer Internet berbasis
TCP/IP oleh Onno W. Purbo maupun rekan-rekan penulis lainnya di Indonesia.
Robby Soebiakto juga menjadi koordinator alamat IP pertama dari AMPR-net (Amatir
Packet  Radio  Network)  yang  di  Internet  dikenal  dengan  domain AMPR.ORG  dan  IP
44.132. AMPR-net Indonesia kemudian dikoordinir oleh Onno W. Purbo sejak tahun 2000.
Salah satu aktivitas AMPR-net adalah mengkoordinasi aktifitas anggota ORARI melalui
mailing list ORARI, orari-news@yahoogroups.com.
Pada awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto merupakan
pionir di kalangan pelaku amatir radio Indonesia yang mengaitkan jaringan amatir Bulletin
Board System (BBS). BBS merupakan jaringan surat elektronik (e-mail) yang merelai email untuk dikirim melalui server/komputer BBS yang mengkaitkan banyak "server" BBS
amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar.
Komunikasi antara Onno W. Purbo yang waktu itu berada di Kanada dengan rekan-rekan
amatir radio di Indonesia terus berlanjut hingga awal 1990-an. Dengan peralatan PC/XT
dan  walkie  talkie  2  meteran,  komunikasi  antara  Indonesia-Kanada  dilakukan  melalui
jaringan amatir radio. Robby Soebiakto berhasil membangun gateway amatir satelit di
rumahnya di kawasan Cinere. Dengan bantuan satelit-satelit OSCAR milik amatir radio,
komunikasi lebih antara Indonesia-Kanada berjalan semakin cepat. Pengetahuan secara
perlahan ditransfer dan berkembang melalui jaringan amatir radio ini.
SEJARAH INTERNET  15
Pada tahun 1992-1993, Muhammad Ihsan, seorang peneliti di LAPAN Ranca Bungur yang
pada tahun 1990-an bersama dengan pimpinannya Ibu Adrianti menjalin kerjasama dengan
DLR  (Lembaga  Penelitian  Antariksa  Jerman)  mencoba  mengembangkan  jaringan
komputer menggunakan teknologi  radio paket pada band 70 cm dan 2 m. Di kemudian
hari,  Muhammad  Ihsan  menjadi  motor  penggerak  di  LAPAN  untuk  membangun  dan
mengoperasikan satelit buatan LAPAN Indonesia yang dikenal sebagai LAPAN TUBSAT
maupun INASAT.
Jaringan LAPAN dikenal sebagai JASIPAKTA dan didukung oleh DLR. Muhammad Ihsan
mengoperasikan relai penghubung antara ITB Bandung dengan gateway Internet yang ada
di BPPT. Di BPPT, Firman Siregar mengoperasikan gateway radio paket yang bekerja pada
band 70 cm. PC 386 sederhana yang menjalankan program NOS di atas sistem operasi
DOS  digunakan  sebagai  gateway  packet  radio  TCP/IP.  IPTEKNET  masih  berada  di
tahapan sangat awal perkembangannya.
Tanggal  tanggal  7  Juni  1994,  Randy  Bush  dari  Portland,  Oregon,  Amerika  Serikat
melakukan ping ke IPTEKNET dan kemudian melaporkan hasilnya kepada rekan-rekannya
di Natonal Science Foundation (NSF) Amerika Serikat. Dalam laporan Randy Bush tertera
waktu  yang  dibutuhkan  untuk  ping  pertama  dari  Indonesia  ke Amerika  Serikat,  yaitu
sekitar 750 mili detik melalui jaringan leased line yang berkecepatan 64 Kbps.
Nama lain yang tidak kalah berjasa adalah Pak Putu. Beliau mengembangkan PUSDATA
DEPRIN pada masa kepemimpinan Menteri Perindustrian Tungki Ariwibowo sekaligus
menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di masa awal perkembangan BBS, Pak Putu berjasa
mempopulerkan  penggunaan  e-mail,  khususnya  di  Jakarta. Aktivitas  Pak  Putu  banyak
didukung oleh Menteri Perindustrian Tungki Ariwibowo yang sangat menyukai komputer
dan Internet. Pak Tungki adalah menteri pertama Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.
Gambar 1.1 Gateway/Router ITB Pertama (tahun 1993).
Sumber: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki
16  SEJARAH INTERNET
Pada akhir tahun 1992, Suryono Adisoemarta kembali ke Indonesia. Kesempatan tersebut
tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman,
Aulia  K. Arief, Arman  Hazairin  yang  didukung  oleh Adi  Indrayanto  untuk  mencoba
mengembangkan gateway radio paket di ITB. Berawal semangat dan bermodalkan PC 286
bekas, ITB merupakan turut berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Institusi lain seperti UI,
BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN yang lebih dahulu terhubung ke jaringan Internet
mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB, modem radio paket berupa
Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan
dari LAPAN.
Ketika  masih  menempuh  studi  di  University  of  Texas  di  Austin,  Texas,  Suryono
Adisoemarta  menyambungkan TCP/IP Amatir Radio Austin ke gateway Internet untuk
pertama kalinya di gedung Chemical and Petroleum Engineering University of Texas,
Amerika Serikat. Sejak saat itu, komunitas Amatir Radio TCP/IP Austin Texas tersambung
ke  jaringan  TCP/IP  di  seluruh  dunia.  Pengetahuan  inilah  yang  kemudian  diterapkan
Suryono Adisoemarta saat mengembangkan radio paket di ITB. Suryono Adisoemarta yang
kemudian  hari  menyandang  nama  panggilan  YD0NXX  menjadi  motor  penggerak
teknologi  satelit Amatir  Radio  maupun  teknologi Amateur  Packet  Reporting  System
(APRS) yang memungkinkan kita untuk melihat posisi-posisi stasiun amatir radio di peta
di Internet yang dapat dilihat di situs http://aprs.fi.
Berawal  dari  teknologi  radio  paket  kecepatan  rendah  1200  bps,  ITB  kemudian
memperoleh  sambungan  leased  line  14.4  Kbps  ke  RISTI Telkom  sebagai  bagian  dari
IPTEKNET pada tahun 1995. Akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada
rekan-rekan yang lainnya khususnya di PaguyubanNet.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan
jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh
bandwidth 1.5M bps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet &
IIX sebesar 2 Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan
pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengkaitkan lebih
dari 25 lembaga pendidikan di Indonesia di tahun 1997-1998.
Jaringan pendidikan menjadi lebih marak pada saat naskah buku ini di tulis, dengan adanya
JARDIKNAS dan INHEREN yang dioperasikan oleh DIKNAS dan mengkaitkan sekitar
15.000 lebih sekolah Indonesia ke Internet yang akan menjadi media untuk mencerdaskan
bangsa Indonesia agar dapat berkompetisi di era globalisasi mendatang.


C.SEJARAH MAILING LIST INDONESIA
Diskusi dan interaksi antar manusia merupakan kunci keberhasilan Internet. Salah satu
media yang paling sederhana untuk melakukan diskusi adalah e-mail menggunakan jasa
mailing list server yang dapat menampung ribuan orang dalam berdiskusi melalui e-mail
SEJARAH INTERNET  17
sekaligus.
Pada  tahun  1987-1988,  ketika  Internet  masih  belum  berkembang  seperti  sekarang  ini,
sekelompok kecil mahasiswa Indonesia di Berkeley, Amerika Serikat membentuk mailing
list  Indonesia  yang  pertama  dengan  alamat  e-mail  indonesians@janus.berkeley.edu.
Persatuan komunitas pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri terbentuk dengan
adanya fasilitas diskusi maya ini. Awal diskusi sangat membangun dan berjiwa nasionalis.
Tema-tema yang diangkat lebih banyak mengenai dialog antarumat beragama.
Di samping mailing list bertema keagamaan, juga banyak terbentuk mailing list Indonesia
yang sifatnya keilmuan seperti:
1.  pau-mikro@ee.umanitoba.ca – yang di kemudian hari menjadi mailing list awal para
hacker Indonesia.
2.  ids@listserv.syr.edu - jaringan kajian pembangunan Indonesia,
Dengan  adanya  Internet  di  Indonesia  pada  tahun  1993-1994  dan  kepulangan  para
mahasiswa yang belajar di luar negeri ke Indonesia, mailing list Indonesia secara bertahap
terbentuk di Indonesia. Dua (2) buah komputer Pentium II di Institut Teknologi Bandung
(ITB)  yang  merupakan  sumbangan  Alumni  Institut  Teknologi  Bandung  telah
menyumbangkan  banyak  jasanya  untuk  pembentukan  awal  komunitas  maya  Indonesia
sehingga jumlahnya mencapai ratusan mailing list. Beberapa mailing list yang bertahan di
ITB sampai hari ini adalah itb@itb.ac.id dan dosen@itb.ac.id.
Sebagian besar mailing list di atas telah menjadi sejarah. Keberadaan dan arsip banyak
mailing  list  Indonesia  di  masa  lalu  dulu  dapat  dilihat  di
http://www.umanitoba.ca/indonesian/milis.html atau http://www.airland.com/id/komputer/
milis.html. Pada hari ini, forum komunitas maya Indonesia lebih banyak bertumpu pada
fasilitas  gratis  yang  di  berikan  oleh  yahoogroups.com  yang  dapat  diakses  di
http://groups.yahoo.com dan Google pada mesin http://groups.google.com. Di Indonesia
jasa diskusi mailing list gratis dilakukan oleh mesin http://groups.or.id yang diletakan di
Internet Service Provider CBN.


D. SEJARAH INTERNET SERVICE PROVIDER INDONESIA
ISP pertama di Indonesia adalah IPTEKNET (http://www.iptek.net.id/) yang beroperasi
penuh  menjelang  awal  1994.  Pada  tahun  yang  sama   P.T.  IndoInternet
(http://www.indo.net.id/) atau IndoNet yang dipimpin secara part-time oleh Sanjaya mulai
beroperasi.  IndoNet  merupakan  ISP  komersial  pertama  Indonesia  yang  pada  awalnya
memanfaatkan lisensi dari P.T. Lintas Arta.
Sambungan  awal  ke  Internet  oleh  IndoNet  dilakukan  menggunakan  metode  dial-up.
IndoNet berlokasi di di daerah Rawamangun, di kompleks dosen UI. ISP yang tidak lama
18  SEJARAH INTERNET
menyusul IndoNET adalah RadNet (http://www.rad.net.id/).
Gambar 1.2 Sambungan Internet di Indonesia pada tahun 1994. Sumber:
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki
Pada Gambar 1.2 diperlihatkan sambungan  jaringan Internet di Indonesia pada bulan
November 1994. Sebagian besar sambungan masih menggunakan teknologi radio paket
pada kecepatan 1,2 Kbps (1200 bps). Banyak sambungan, terutama yang berlokasi di
Bandung, tersambung menggunakan walkie talkie pada band 2 meter atau frekuensi sekitar
144-148MHz milik Amatir Radio .


E. SEJARAH PENGELOLAANDOMAIN INTERNET DI
INDONESIA
Indonesia dikenali dengan Top Level Domain (TLD) .id. Memang tidak ada keharusan
bagi semua mesin di Indonesia untuk menggunakan TLD-ID (.id) sebagai nama mesin
yang digunakan. Banyak juga yang menggunakan .com seperti detik.com dan kompas.com.
SEJARAH INTERNET  19
Pengelola Domain Tingkat Tertinggi (DTT)-ID secara tidak resmi telah lama dimanfaatkan
oleh Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI) dalam perangkat lunak
pendukung  UUCP,  yaitu  pathalias  dan  uumap.  Menurut  mantan  postmaster  mesin
indogtw.uucp, Partono Rudiarto (Didik), DTT-ID telah digunakan sejak akhir tahun 1980-an. Tentu saja, yang dapat menginterpretasikan domain seperti indogtw.ui.ac.id pada saat
itu  hanyalah  komputer  yang  menjalankan  program  pathalias  pada  program  smail  atau
sendmailnya. Keluhan pun banyak muncul, mengingat sebagian besar masyarakat Internet
tidak dapat memberikan reply pada e-mail yang berasal dari Indonesia melalui simpul
indogtw.uucp.
Gambar 1.3 Rahmat M. Samik-Ibrahim Pemegang TLD-ID Pertama 1993-Desakan  pun  muncul  agar  DTT-ID  didaftarkan  secara  resmi.  Sejak  tahun  1988,  UI
berupaya mencari penyelesaian pengurusan DTT-ID tersebut, dengan mendekati beberapa
institusi seperti Ditjen POSTEL, P.T. Indosat, Perumtel (kini P.T. Telkom), P.T. Lintasarta,
dan  lain-lain.  Sayang  sekali,  pada  saat  itu,  pengetahuan  dan  minat  institusi  tersebut
terhadap internet sangat minim. Hingga awal tahun 1993, Universitas Indonesia (UI) tetap
menunjukan  keberatannya  untuk  menindaklanjuti  pendaftaran  DTT-ID  tersebut  karena
alasan teknis maupun karena tidak ingin direpotkan secara administratif.
20  SEJARAH INTERNET
Titik terang terjadi setelah terbentuknya sebuah kelompok kerja informal yang bertemu di
UI (Depok) pada tanggal 8 Mei 1992. Hadir pada pertemuan kelompok yang kemudian
lebih dikenal dengan nama Paguyuban ini ialah wakil-wakil dari BPPT, LAPAN, STT
Telkom, dan UI. Hasil langsung dari pertemuan Paguyuban tersebut ialah dibukanya:
● link UUCP antara BPPT dan UI (Depok)
● link radio 407 MHz antara UI (Depok) dan LAPAN (Rancabungur - Bogor),
● serta kemudian disambung link radio 139 MHz antara LAPAN (Rancabungur) dan ITB.
Paguyuban dapat dikatakan menjadi perintis kerjasama jaringan komputer antar institusi di
Indonesia. Salah satu faktor pendukung suksesnya Paguyuban ini ialah dukungan teknis
jarak jauh dari sebuah mailing-list (milis) bernama PAU-MIKRO. Pada awalnya, milis ini
merupakan wahana komunikasi para staf PAU Mikro Elektornika ITB yang sedang tugas
belajar  di  luar  negeri.  Namun,  kemudian  berkembang  menjadi  forum  diskusi  teknis
terbuka, hingga dapat dikatakan pada saat tersebut telah menjadi aset nasional.
Pembukaan link tersebut di atas menyebabkan peningkatan penggunaan DTT-ID beserta
DTD tidak resminya. Desakan untuk mendaftarkan DTT-ID secara formal pun meningkat,
menyebabkan UI memberanikan diri mendaftarkan DTT-ID melalui bantuan UUNET di
USA. Walaupun  DTT-ID  sudah  terdaftar  sejak  27  Februari  1993,  berita  tersebut  baru
tersampaikan  UUNET  (Kyle  Jones)  pada  tanggal  4  Maret  1993.  Orang  yang  menjadi
penanggung jawab pertama domain .id di Indonesia adalah Rahmat M. Samik-Ibrahim dari
UI.
Agar pendelegasian berlangsung lebih mudah, dengan bantuan Christopher Vance, sejak 5
April 1994 primary name server DTT-ID dipindahkan dari UUNET ke ADFA. Secara
bersamaan,  permintaan  pendelegasian  domain  pun  muncul.  Permintaan  pertama  yang
dipenuhi ialah agar domain gundala.or.id memiliki record MX ke rahul.net (April 1994).
Lalu, tanggal 4 Oktober 1994 disiapkan pendelegasian ke DTD ac.id, co.id, go.id, or.id,
net.id, dan mil.id, dengan secondaries di jatz.aarnet.edu.au dan is.nic.ad.jp.
Mulai 10 November 1994, primary dari DTD-GO.ID dialihkan ke IPTEKnet. Pada saat
bersamaan,  IPTEKnet  secara  resmi  juga  menjadi  secondaries  dari  DTT-ID  dan  DTD
lainnya. Menurut rencana semula, DTT-ID beserta DTDnya akan dialihkan secara bertahap
ke pihak IPTEKnet. Namun, tahap-tahap berikut dari proses pendelegasian ini tidak pernah
terwujud. Pihak IPTEKnet mengalami kesulitan untuk menghasilkan juklak pengelolaan
DTD-GO.ID, yang direncanakan untuk menjadi model untuk mengelola DTD lainnya.
Sehingga, tahapan rencana pengalihan pendelegasian tidak dilanjutkan. Sejalan dengan
maraknya  pertumbuhan  PJI  di  tahun  1995,  INDOnet  dan  RADnet  menyusul  menjadi
secondaries dari DTT-ID dan DTDnya.
Pada tanggal 11 Maret 1996 beberapa PJI bertemu di lantai 4 PUSILKOM UI, Salemba.
Hasil dari pertemuan yang dikenal dengan Supersemar 1996 di antaranya adalah menjajaki
SEJARAH INTERNET  21
pengembangan  model  pendaftaran  domain  baru  pada  umumnya,  domain  net.id  pada
khususnya. Pada pertemuan 16 Juli 1996, APJII (Asosiasi Pengelenggara Jasa Internet
Indonesia) dan UI (Universitas Indonesia) bersepakat untuk menindaklanjuti pertemuan 11
Maret 1996. Sejak 27 Juli 1996, kegiatan operasional pendaftaran domain sepenuhnya
dikelola bersama tim APJII/UI. Berhubung satu dan lain hal, usulan model pengelolaan
domain tidak dapat terrealisasikan hingga batas waktu 17 Agustus 1997. Permasalahan
menjadi lebih rumit dengan pernyataan pengunduran diri UI terhitung 1 Oktober 1997.
Selama masa tidak menentu ini (Agustus - September 1997), tidak ada satu pernyataan
resmi pun dari pihak APJII mengenai masalah DTT-ID. Hingga batas waktu 30 September
1997 pagi, kelanjutan pengelolaan DTT-ID masih tetap belum menjadi jelas. Krisis ini baru
berakhir pada 30 September 1997 siang, dengan beredarnya email Budi Raharjo yang
menyatakan  kesediaanya  untuk  berpartisipasi.  Keadaan  berjalan  baik  selama  beberapa
bulan  berikutnya.  Namun  pada  akhir  1997,  Budi  Raharjo  menyatakan  ingin  berpisah
dengan APJII, bahkan berencana memindahkan primary DNS ke UI Salemba.
Beberapa orang dan organisasi yang sempat bertanggung jawab sebagai Top Level Domain
(.id) di Indonesia adalah:
1.Rahmat M. Samik Ibrahim (Universitas Indonesia) 1993-1998.
2.Budi Raharjo (IDNIC http://www.idnic.net.id) 1998-2005
3.DEPKOMINFO 2005 selama beberapa bulan
4.PANDI (http://www.pandi.or.id) 2005 sampai sekarang

Sumber : Buku Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMA-MA Kelas XI - Semester I (Penulis  : Onno W. Purbo , Editor  : Eko Sujatmiko, Desain dan Layout : Antonius Fran Setiawan)

2 komentar:

  1. Makasih infonya. Bermanfaat sekali :)

    BalasHapus
  2. Artikelnya bagus.. jadi tau sejarah internet kek mana.. tengkyuuu

    BalasHapus